Diskusi Peserta BRI Liga 1 Untuk 20 Tim
Diskusi Peserta BRI Liga 1 Untuk 20 Tim – 2023/2024 BRI Liga 1 libur awal tahun ini, beredar rumor kompetisi sepak bola papan atas Indonesia selanjutnya akan diikuti dengan 20 tim. per musim, mungkin dua tim lebih banyak dari yang sebelumnya. Sekarang BRI Liga 1 2023/2024 boleh diikuti 18 tim. Setelahnya, tiga tim terbawah akan terdegradasi ke Liga 2 pada 2024/2025. Sedangkan tiga tim teratas Liga 2 musim ini akan promosi ke Liga 1 musim depan.
Diskusi Peserta BRI Liga 1 Untuk 20 Tim
islschedule – Ada pembicaraan penambahan dua tim musim depan, jika akhirnya disepakati BRI hanya akan dikeluarkan dari Liga 1 musim ini satu tim. Sementara itu, kuota promosi Liga 2 tetap sama dengan 3 tim. Katakanlah ada 20 tim di Liga 1 karena berdasarkan liga-liga top di Eropa. Diharapkan dengan adanya 20 tim ini akan semakin meningkatkan persaingan.
Pengamat sepak bola Tanah Air Kesit Budi Handoyo menilai Liga 1 dengan 20 tim dari 18 tim saat ini tidak ada masalah. Menurut dia, peningkatan kualitas kompetisi harus mendapat perhatian.
“Jumlah peserta Liga 1 tidak menjadi masalah, 18 atau 20. Yang terpenting kualitas kompetisi harus terus ditingkatkan setiap musimnya. Kami mengejar posisi di kompetisi AFC, jadi bisa on,” ucapnya. Kata Kesit
Kesit mengaku Exco (Komite Eksekutif) PSSI bisa memutuskan perubahan aturan Liga 1 jika ingin langsung mengganti tim peserta musim depan, namun menegaskan bahwa selama ini harus dilaksanakan dan disetujui oleh Kongres PSSI.
Perlu melalui kongres
Tapi akan lebih baik jika sesuai dengan kesepakatan awal. Awalnya PSSI bertemu dengan klub Liga 1 dan Liga 2 (Sarasehan), sehingga dilaksanakan terlebih dahulu. Mungkin ada lebih banyak tim di Liga 1 musim depan, tapi ini harus mendapat persetujuan dari Exco dan Kongres. Jangan sampai kontraknya putus,” jelas Kesit.
“Misalnya ingin datang dari liga 2, promosinya akan ditingkatkan dari 3 menjadi 5. Atau mekanisme lain untuk membuat Liga 1 menjadi 20 tim. Tapi masih perlu persetujuan Exco dan persetujuan kongres,” ujarnya membenarkan.
Baca Juga : Rekomendasi Minuman Alkohol Termahal yang Harus Dicoba
Kompetisi 3 Wilayah
Hal senada juga diungkapkan Pengamat Sepak Bola Tanah Air Yusuf Kurniawan. Ia menilai pembicaraan 20 tim tidak boleh merugikan sepak bola Indonesia.
“Kalau tiba-tiba bicara 20 tim itu menimbulkan spekulasi negatif: ada tim yang ingin diselamatkan,” jelas pria yang akrab disapa Bung Yuke itu.
Bung Yuke sebenarnya berpendapat idealnya kompetisi dibagi menjadi tiga wilayah dengan 12 tim di setiap wilayah.
“Idealnya dengan struktur penduduk Indonesia yang besar, dibagi menjadi tiga wilayah, Barat, Tengah, dan Timur, seperti ISL 2007. Biaya akomodasi dan perjalanan akan jauh lebih hemat. Di luar wilayah (klub) mempunyai peluang untuk mengambil panggung dengan amalan tertinggi,” kata Bung Yuke. “Kalau 3 region, bisa masuk 12 besar atau langsung masuk 8 besar, itu hanya masalah teknis.
“Kalau diperluas menjadi 20 tim saja, saya kira tidak perlu membagi format menjadi dua wilayah, kita akan langsung menuju satu tabel kandang dan tandang tanpa empat final lainnya (seperti sekarang),” imbuhnya. Kawasan kompetisi dapat terlaksana dengan baik, tahapan nonstandar penyelenggaraan Liga 1 dapat disesuaikan berdasarkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 3 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Sepak Bola Nasional.
Diskusi Peserta BRI Liga 1
“Mulai sekarang fasilitasnya harus diperbarui. Misalnya di Liga Primer Inggris banyak stadion kecil, tapi masih bisa dikelola, yang penting manajemen keamanannya bagus,” ujarnya. Bung Yuke menjelaskan. “Seharusnya sudah diperkenalkan beberapa tahun lalu. . melalui keppres, namun permasalahan tersebut tidak ditanggapi secara serius sehingga hanya sekedar macan kertas. Artinya pemerintah masih harus punya kemauan politik untuk membangun infrastruktur.”
“Saat ini banyak stadion di wilayah Tier 1 bahkan Tier 2 yang kurang terawat karena kurang rutinnya kegiatan nasional. Jika format Liga 1 tiga wilayah diterapkan, stadion-stadion tersebut pasti bisa segera dihidupkan kembali. – Regional Li mengatakan bahwa pemerintah pasti akan terdorong untuk mengatasi kekurangan infrastruktur karena sepak bola juga bisa menjadi barometer prestasi pemerintah daerah, katanya.
Perlunya peningkatan fasilitas
Pengamat sepak bola tanah air Yusuf Kurniawan juga mengutarakan hal serupa. Ia meyakini, pembicaraan 20 tim tidak boleh merugikan sepak bola Indonesia.
“Kalau tiba-tiba muncul pembicaraan 20 tim, menimbulkan spekulasi negatif: ada tim yang ingin diselamatkan,” jelas pria yang akrab disapa Bung Yuke itu.
Bung Yuke sebenarnya berpendapat idealnya kompetisi dibagi menjadi tiga wilayah dengan 12 tim di setiap wilayah. Artinya, ada 36 tim yang berlaga di level teratas sepak bola Indonesia.
Idealnya, dengan struktur penduduk Indonesia yang besar, Indonesia terbagi menjadi tiga wilayah, Barat, Tengah, dan Timur seperti ISL 2007. Biaya akomodasi dan perjalanan akan jauh lebih hemat. Kemudian agar lebih merata dan daerah (klub) yang paling jauh diberi kesempatan untuk naik ke kotak tertinggi di panggung, kata Bung Yuke.
“Kalau 3 region ya bisa dulu ke 12 besar atau langsung ke 8 besar, itu hanya soal teknis saja. Kalau hanya ditambah 20 tim, menurut saya formatnya tidak perlu terbelah. dua wilayah, kami langsung menuju satu tabel kandang tandang tanpa empat final lainnya (seperti sekarang), tambahnya.
Selain itu, menurut Bung Yuke, agar format kompetisi tiga wilayah dapat diterapkan dengan baik, stadion-stadion yang belum memenuhi standar penyelenggaraan Liga 1 dapat diperbaiki, mengacu pada Instruksi Presiden (Inpres) tahun 2019. Nomor 3 tentang kompetisi Untuk mempercepat perkembangan sepak bola nasional.
Akan diperbarui mulai sekarang, klaim. Misalnya di Liga Inggris banyak stadion kecil tapi masih bisa dikelola, yang penting manajemen keamanannya baik,” ujarnya. Bung Yuke menjelaskan.
“Melalui arahan presiden itu Seharusnya sudah dilaksanakan beberapa tahun yang lalu, namun permasalahan tersebut tidak ditanggapi serius sehingga hanya sekedar macan kertas. Artinya pemerintah masih harus punya kemauan politik untuk membangun infrastruktur.”
“Saat ini banyak stadion di wilayah Tier 1 bahkan Tier 2 yang kurang terawat karena kurang rutinnya kegiatan nasional. Jika format Liga 1 tiga wilayah diterapkan, stadion-stadion tersebut pasti bisa segera dihidupkan kembali. – Regional He mengatakan, pemerintah tentu didorong untuk mengatasi kekurangan infrastruktur, karena sepak bola juga bisa menjadi barometer prestasi pemerintah daerah.